Monday, May 14, 2007

Pedagang Komplek B Pasar Wage Ruwatan

RUWATAN. Pedagang yang ada di Komplek B Pasar Wage pada Kamis (8/2) kemarin mengadakan ruwatan atau selamatan bulan Shuro di lorong sebelah selatan.
RAKYAT/SUBARKAH BUDI W



Pedagang Komplek B Pasar Wage Ruwatan

PURWOKERTO- Pedagang yang berada di komplek B Pasar Wage kembali mengadakan ruwatan atau selamatan Syuro (Suran), Kamis (8/2) kemarin. Acara yang untuk kedua kalinya diadakan ini mengambil lokasi di pintu atau lorong sebelah selatan Pasar Wage yang belum lama dibuka.

“Kami mengadakan ini untuk mengharap lindungan Tuhan agar diberi rejeki yang halal dan barokah. Kami menilai bumi kita ini juga sudah tidak bersahabat dengan banyaknya bencana di negara kita. Oleh sebab itu, kami ingin bumi kita ini kembali bersahabat,” kata salah satu pedagang di Kompleks B Pasar Wage, Arjo kepada Rakyat.

Acara ini diisi dengan tahlilan, pengajian, potong tumpeng, dan juga pagelaran wayang kulit yang menampilkan dua dalang sekaligus, Ki Dalang Kirno dan Paiman Tedjocarito dari Pancurawis. Dana untuk menggelar acara yang sederhana ini diperoleh dari iuran sukarela para pedagang di komplek tersebut.

Wayang kulit yang digelar mengambil kisah tentang Werkudara yang bertemu dengan Bayu Pitu atau tujuh angin. “Kisah ini mengambarkan orang yang senang mencari paseduluran (persahabatan-red), itulah sebenarnya misi kita di dunia ini atau dalam bahasa Jawa disebut manunggaling rasa sedhulur,” kata salah satu dalang, Paiman Tedjocarito.

Komplek B Pasar Wage memang terdiri dari pedagang yang berasal dari berbagai etnis yang berbeda. Dalam sambutan pembukaan, Ketua Pedagang Komplek B Pasar Wage, Toha menyarankan agar para pedagang tidak menjual beras dengan harga jauh di luar jangkauan masyarakat. Selama ini untuk banyak masyarakat yang mengeluhkan harga beras kepada mereka. (sbw)


Koran Rakyat, (9 Februari 2007)

No comments:

Post a Comment