Wednesday, May 16, 2007

Kisah Sedih TKW Ari Utari (1)


KORBAN KEKERASAN. Ari Utari (kanan), TKW asal Sokaraja yang bekerja di Malaysia ini, mengalami tindak kekerasan dari majikannya. Sejak Senin (12/2) kemarin ia di rawat di RSU Banyumas.
RAKYAT/SUBARKAH BUDI W



Kisah Sedih TKW Ari Utari (1)

Makan Sekali Sehari, Tidur Di Kamar Mandi

Pipi mulus itu kini ternoda oleh bekas luka yang mengering, pukulan kayu dari majikan meninggalkan luka di dahi, bahkan beberapa gigi rontok akibat pukulan sandal kayu.


Nasib yang menimpa Ari Utari (20), Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia asal Sokaraja Lor memang menyedihkan. Betapa tidak, keinginannya untuk bekerja dan memperoleh penghasilan yang tinggi harus terbayar mahal dengan pukulan, tendangan, dan ulah keji majikannya. Putri mbontot pasangan Turyati dan Taswin ini hanya bertahan lima bulan di sana.


“Saya pulang hanya membawa Rp 300 ribu dan 10 ringgit Malaysia serta pakaian yang sudah disobek-sobek majikan” katanya kepada Rakyat.


Dua bulan awal ia lalui tanpa mengalami kekerasan. Makan tiga kali sehari pun masih ia peroleh. Tapi, gaji belum ia dapatkan. Di pagi hari ia harus menyapu, mengepel, dan mencuci. Kemudian berangkat ke pabrik kaos kaki bersama majikannya yang juga pemilik pabrik tersebut. Kegiatan ini menjadi rutinitas sehari-harinya. Petaka itu datang saat memasuki bulan ketiga.


“Majikan saya mulai memukul dan menendang bagian punggung dan kepala. Saya juga dipukul dengan sandal kayu sehingga dahi saya terluka, bahkan beberapa gigi saya patah” ungkapnya.


Pukul dua siang ia pulang bersama majikannya untuk makan siang. Tetapi hidangan istimewa baginya berupa nasi basi. Ia pun terpaksa memakannya. Kemudian mereka kembali ke pabrik dan baru pulang pada pukul delapan malam. Setelah tiba dirumah ia harus menyelesaikan pekerjaan tadi pagi.


Waktu untuk istirahat di malam hari menjadi dambaannya. Namun sayang tidak demikian kenyataannya. Kamar mandi menjadi tempat tidurnya. Guyuran air menjadi ucapan selamat malam dari majikan untuknya.


“Saya terpaksa minum air ledeng di kamar mandi untuk menghilangkan haus” katanya.


Keberuntungan masih berpihak kepadanya, saat niat kembali ke tanah air ia sampaikan, majikan perempuan yang memiliki tiga anak ini mengabulkannya. Kekerasan yang dilakukan majikan tersebut juga dilakukan pada anak-anaknya. Namun tidak ada yang berani melawannya.


Dengan diantar majikannya ke Pelabuhan Johor, ia pulang ke tanah air lewat Batam menggunakan kapal penumpang. Beruntung saat berada di kapal ia berkenalan dengan Mbak Kar, seorang warga Batam. Ia lalu mengenalkannya kepada Rohadi seorang TKI asal Banyumas yang juga ingin pulang.


Setibanya di tanah air, mereka lalu melanjutkan perjalanan dengan travel menuju Banyumas. Setelah sempat menginap semalam di rumah keluarga Rohadi, kemudian Ari Utari diantar menuju rumahnya.


“Saya sempat tidak tahu kalau yang dihadapan saya adalah anak saya sendiri. Saya bahkan sempat bilang saya tidak punya anak yang badannya kurus dan mukanya kecil. Setelah diberitahu kalau itu anak saya, suami dan saya langsung menangis histeris” kata Turyati saat anakknya pulang.


Pada Sabtu (10/2) Ari Utari di bawa ke Puskemas Sokaraja I. Namun hanya dua hari ia dirawat, kemudian langsung di bawa ke RSU Banyumas pada Senin (12/2) kemarin. (Subarkah Budi Wibowo) (Bersambung).


Koran Rakyat, (13 Februari 2007)

No comments:

Post a Comment